PLTS Rumah Makin Diminati

PLTS rumah

PLTS Rumah Makin Diminati

PLTS Rumah…

Berdasarkan data dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) jumlah pelanggan aktif PLN pada Februari 2018 hingga Januari 2019 yang telah tersambung dengan sistem tenaga surya atap dengan jaringan PLN terdapat 616 pelanggan.

Belum diketahui secara real time ada berapa jumlah perusahaan EPC yang telah menginstal listrik tenaga surya, boleh jadi jumlahnya bisa di angka ratusan.

Bukan tanpa alasan kenapa banyak orang yang mulai menggunakan teknologi ini.

Pengguna sistem tenaga surya sendiri mendapat keuntungan signifikan lantaran bisa menghemat tagihan listrik setiap bulannya dan juga bisa menyimpan listrik cadangan.

Misalnya, sistem On Grid yang didesain bagi pelanggan yang hendak menghemat tagihan listrik setiap bulannya. Ada juga sistem Off Grid didesain bagi penduduk yang belum terelektrifikasi.

Terakhir, sistem Smart Grid yang merupakan gabungan antara sistem On Grid & Off Grid yang kerap disebut Hybrid.

PLTS Rumah Kian Diminati

Puluhan pelanggan telah memercayakan instalasi listrik tenaga surya pada perusahaan rekanan Jembo Energindo yakni Helix Tenaga Surya dan banyak yang belum tersambung dengan PLN itu menunjukkan jika masyarakat makin menyadari keberadaan teknologi solar module ini, terutama di wilayah Jabodetabek.

Meski demikian tak semua perusahaan serupa memiliki kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan di kemudian hari.

Tak sedikit kami mendapat aduan bahwa setelah proses instalasi selesai dan terkoneksi, ketika memasuki tahun ke-3 ternyata sistem berjalan kurang lancar, parahnya lagi penyedia jasa PLTS tersebut sukar dihubungi pelanggan.

Sekalinya ada yang dapat dihubungi proses perbaikannya kebanyakan tidak sesuai ekspektasi para pelanggan.

Misalnya, garansi yang tak akuntabel sebab penyedia jasa tersebut tak memiliki jaringan terkoordinir dengan pabrikan penyedia solar module maupun inverter.

Jadi untuk urusan kelistrikan ini tak bisa kita sembarang menunjuk penyedia jasa PLTS yang selama ini bersliweran di berbagai tempat atau laman mesin pencari seperti Google.

Ada baiknya memilih spesialis penyedia jasa PLTS yang memang sudah teruji secara kapabilitas dan memiliki garansi yang jelas.

Untuk PLTS rumah sendiri kebanyakan menggunakan sistem On Grid.

Secara sederhana sistem ini paralel dengan PLN di mana sistem tenaga surya menggunakan skema load sharing dengan PLN yang nantinya listrik berlebih dari tenaga surya dikreditkan ke PLN.

Meteran Eksim PLN menjembatani proses ekspor-impor listrik sistem tenaga surya atap On Grid.

Misalnya, pengguna sistem tenaga surya On Grid berkapasitas 3 kW menghasilkan listrik 421 kWh/bulan yang setara dengan penghematan tagihan listrik berjumlah Rp 617.607.

Diketahui, aktivitas konsumsi listrik pengguna pada siang hari menghabiskan 239 kWh/bulan artinya listrik yang dihasilkan tenaga surya kelebihan 182 kWh.

Nah, 182 kWh tersebut dikreditkan ke PLN berupa pengurangan tagihan listrik pada bulan berikutnya.

Harga per kWh golongan R3 rumah tangga mampu saat ini Rp 1.467 dengan demikian kalikan saja dengan listrik berlebih tadi, yakni 182 kWh.

Listrik yang digunakan di siang hari didapatkan secara gratis dari tenaga surya, sekaligus pengguna juga bisa mengkreditkan listrik berlebih ke PLN.

Ketentuan ekspor-impor listrik ini tertera dalam Peraturan Menteri ESDM No. 49 tahun 2018 bahwa mulai 1 Januari 2019 konsumen PLN bisa memasang PLTS Atap alias PLTS rumah, memproduksi listrik sendiri dan mengekspornya ke PLN.

Bagaimana, menarik bukan? Untuk konsultasi dan melakukan pemasangan silakan klik di sini. (GPN)

No Comments

Post A Comment