PLTS Rumah Jadi Kebutuhan?

PLTS Rumah

PLTS Rumah Jadi Kebutuhan?

PLTS Rumah

PLTS rumah saat ini bukan hanya sekadar tren, melainkan kebutuhan yang perlu diterapkan di berbagai negara, khususnya negara-negara yang berpartisipasi pada Paris Agreement pada 2015 lalu.

Indonesia sendiri menargetkan 23 persen energi terbarukan pada 2025, menariknya menurut catatan PLN maupun ESDM per Desember 2019 ini baru mencapai 12 persen.

Tak bisa mengelak, ketergantungan terhadap energi fosil memang sudah menemui titik toleransinya.

Maka saat ini pun pelan namun pasti dunia menuju pada pemanfaatan energi yang ramah lingkungan ketimbang menggunakan batu bara yang cenderung destruktif.

Ada cina yang membangun stasiun PLTS berbentuk Panda dan ada juga Kanada yang membangun stasiun PLTS membentuk daun maple.

Sedangkan Indonesia masih tergopoh-gopoh menjadi pemain energi terbarukan yang harapannya bisa diperhitungkan dunia kelak.

Kendati demikian, Bali, melalui gubernurnya, telah mengeluarkan Pergub yang mendukung sepenuhnya pemanfaatan energi bersih, terutama untuk PLTS atap.

Peraturan Gubernur Nomor 45 Tahun 2019 Tentang Bali Energi Bersih menjadi peraturan yang akan mempercepat upaya untuk melindungi, dan memperbaiki alam lingkungan Bali beserta segala isinya.

Peraturan ini terdiri dari 11 Bab dan 33 Pasal dengan semangat utama menjamin pemenuhan semua kebutuhan energi di Bali secara mandiri, ramah lingkungan, berkelanjutan, dan berkeadilan dengan menggunakan Energi Bersih.

Salah satu yang diatur adalah percepatan pengembangan bangunan hijau.

Instalasi PLTS Rumah Sebaiknya Sesuaikan Dengan Kebutuhan

Terdapat beberapa sistem PLTS yang umum diaplikasikan di berbagai belahan negara.

Pertama, sistem On Grid yang didesain bagi pelanggan yang hendak menghemat tagihan listrik setiap bulannya. Kedua, sistem Off Grid yang memang didesain bagi penduduk yang belum terelektrifikasi. Cocok bagi mereka yang hidup di daerah terpencil.

Asal tahu saja sistem On Grid sendiri ada yang berbaterai dan ada juga yang tidak.

Sistem On Grid yang berbaterai juga sering disebut sistem Smart Grid yang merupakan gabungan antara sistem On Grid & Off Grid. Kerap juga diistilahkan Hybrid. Sistem ini dilengkapi baterai untuk cadangan listrik.

Secara sederhana sistem On Grid Tak Berbaterai yang bertujuan untuk menghemat tagihan listrik itu paralel dengan sistem PLN yang menggunakan skema load sharing di mana pasokan listrik dari pagi-sore berasal dari 2 sumber: PLTS dan PLN. Yang berarti tagihan listrik Anda ke PLN berkurang.

Namun, ketika PLN mengalami pemadaman listrik sistem ini ikut padam juga. Sedangkan Smart Grid (Hybrid), karena memiliki baterai ia dapat menyimpan cadangan listrik.

Sistem ini pun paralel dengan PLN hanya saja memiliki penyimpanan listrik cadangan.

Ketika PLN padam, listrik yang terdapat di dalam baterai akan sangat berguna untuk penerangan. Singkatnya, Off Grid lah yang berfungsi ketika PLN padam.

Dari segi harga, lantaran memiliki baterai, sistem Smart Grid jelas cenderung lebih mahal dari On Grid dan menggunakan inverter khusus, yang memiliki sistem pendinginan yang bagus.

Nah, ke semua sistem tersebut sebaiknya dicocokkan dengan kebutuhan Anda. Apakah ingin menghemat tagihan listrik atau menyimpan cadangan listrik; sekadar berjaga ketika PLN padam. (GPN)

No Comments

Post A Comment